Selain orangtua menurut saya guru
juga termasuk orang spesial. Kalau ditanya “siapa guru favorit kamu?” pasti
saya jawab Bu Chandra. Beliau adalah guru menari saya saat saya masih kelas 4 sd
dan sewaktu masih mengikuti di sanggar tari. Disini saya akan menceritakan
tentang saya bersama beliau.
Sewaktu saya kelas 4 sd, saya didaftarkan
oleh orangtua saya untuk mengikuti les tari di salah satu sanggar yang ada di
daerah Tambun Selatan. Awalnya saya tidak tertarik dengan kegiatan seperti
pengembangan bakat ini namun ketika itu Bu Chandra memberitahu saya bahwa
menari itu dilakukan dari dasar hati niat dan berusaha. Dari perkataan Bu
Chandra itu saya pun mulai tertarik dengan menari dan berlatih yang awalnya
saya tidak bisa menari sama sekali menjadi lebih bisa menari.
Setelah 6bulan saya mengikuti sanggar,
saya mulai bisa beberapa tarian tradisional setelah itu Bu Chandra mendapatkan
informasi bahwa ada lomba menari di daerah Jakarta. Lalu, Bu Chandra mengusulkan
supaya saya dan teman-teman mengikuti lomba tersebut dan saya mendapatkan
barisan paling depan pertama kalinya saya mendapatkan pengalaman itu. Saya bilang
ke Bu Chandra saya tidak setuju karena saya kurang percaya diri, namun Bu Chandra
menasihati saya supaya saya harus berani di hadapan orang banyak dan tidak
gugup atau tidak percaya diri lagi.
Selama saya mengikuti sanggar tari Alhamdulillah
saya selalu dipercaya dan selalu dipilih oleh Bu Chandra dalam berbagai lomba
karena saya cepat menghafal tarian dan badan saya bisa lentur mengikuti alunan
tarian tradisional. Berkat saya berlatih sungguh-sungguh dan dorongan semangat
dari beliau saya sering mendapat piagam dan piala dari berbagai lomba.
Saya senang bisa kenal dengan bu Chandra
karena beliau itu orangnya asik dan mau berbaur dengan anak muridnya meskipun
umurnya beda jauh tetapi dia bisa mengerti dan bisa merasakan bagaimana jadi
anak muridnya bila ada kesulitan.
Setelah 2 tahun Bu Chandra bilang ke saya “coba
kamu menari di panggung sendiri atau tidak mengisi di acara kecil pasti lebih
seru kamu akan ketagihan!”. Saya penasaran dengan perkataan beliau “akan
ketagihan” apa iya bisa seperti itu? Lalu di sekolah kebetulan ada pengambilan
nilai kesenian, saya berfikir kenapa saya tidak mencoba untuk menari sendiri
ya. Setelah saya mencobanya, saya senang, puas sekaligus bangga karena orang
lain memperhatikan saya dan bisa menyalurkan bakat dengan kemampuan sendiri dan
benar..saya pun ketagihan hehe. Misalnya pada waktu acara agustusan saya tampil
menari sendiri di perumahan. Kemudian saya juga pernah mengisi acara di
perpisahan di sekolah. Berkat beliau juga saya sering dipuji oleh teman-teman saya
karena kata mereka saya jago menari tari tradisional dengan kelenturan badan
saya yang sering di latih oleh beliau.
Namun setelah saya tiga tahun saya
berhenti mengikuti sanggar tari karena waktu itu saya mau fokus sama UN SD. Saya
sedih karena tidak bisa bergabung dengan Bu Chandra lagi. Tetapi saya akan terus
berlatih menari, saya juga akan lebih percaya diri lagi di hadapan orang
banyak. Saya juga pasti ingat terus sama semua nasihatnya Bu Chandra yang bisa
ngubah saya selama 3 tahun.
Terima kasih Bu Chandra sudah sabar
mengajarkan saya menari dari 0 dan mau menyalurkan ilmunya kepada saya. You the
best deh! Semoga suatu saat saya bisa menjadi seperi ibu! Amin!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar